Mari renungkan nasib yang di alami perempuan yang terlanjur di bangun secara kultural melalui wilayah persepsi sebagai makhluk lemah. Karena persepsi ini, di mana pun di muka bumi perempuan selalu dalam posisi kalah atau terkalahkan, alias dikuasai justru oleh sesama manusia, yaitu kaum laki laki. Perempuan di jadikan objek seksual saat kebutuhan biologis laki laki menggelora. Bahkan, saat kehabisan gelora, laki laki tetap saja berusaha agar tetap membara, biasanya melalui obat penguat biar perkasa. Situasi akan semakin dramatis bila lima laki laki sekaligus menggilir seorang perempuan secara paksa, persis seperti para bajingan yg di tayangkan metro tv di beritanya. Ketika menyaksikan perempuan ini tergolek tanpa daya, baik dengan atau tanpa darah segar di sekitar kemaluannya, kelima laki laki bangsat keparat laknat anjing ini menatap dengan puas. Betapa sempurnanya mereka sebagai laki laki yang gagah dan kuasa.
Sebagai objek seksual laki laki, perempuan mesti menanggung konsekuensi lanjutan. Bila terjadi kehamilan, perempuan mesti menjaga kandungannya, dan bila janin lahir menjadi manusia baru, diapun mesti memelihara dan merawatnya. Lebih celaka lagi, bila laki laki yang menghamilinya itu adalah suaminya, dia pun mesti melayani dan memenuhi seluruh kebutuhannya.
Karena rentetan inilah hidup perempuan nyaris tenggelam di tempat tidur bersama suami dan bayi yang mesti di susui, tenggelam di dapur dan menyediakan makanan buat mereka, berbasah basah di sumur mempersiapkan pakaian mereka. Sedikit saja kesalahan di buat, tamparan di wajah menjadi hadiah yang paling murah. Peningkatan harga hadiah bisa bertambah, misalnya dengan ditendang dan di injak injak. Hadiah paling mudah tentu saja di tinggal minggat begitu saja. Bila kesalahan kesalahan di lakukan soal ketidak mampuan melayani kebutuhan biologis, imbalan paling indah adalah ditinggal kawin lagi alias dimadu. Ini yang pernah aku sebut satu tahun yang lalu, manusia kalah dan terkalahkan namun tetap saja mujur, menjadi sapi perah.
Jujur saja, sesungguhnya nasib malang yang di derita perempuan berabat-abat ini hanyalah akibat sampingan doktrin kekuasaan yang tertanam kuat dalam hati dan pikiran manusia laki laki. Belakangan semakin terasa pahitnya derita yang harus di tanggung manusia perempuan, dan agaknya tak bisa di biarkan terus berlangsung. Maka oleh sebab itu, beruntung kamu mampir ke status saya, dari sekarang ayok utamakan apa yang perlu kamu siapkan.
_________________________________
Ditulis oleh: Rifai, manusia penyuka gorengan setengah matang
GORENGAN POLITIK Cong tulisannya yang ada di gerobaknya di copot sama orang. Baru jualan seminggu..
BalasHapusmasih ingat kamu..? normal ingatanmu diatas rata_rata :)
Hapus