Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2021

KEMERDEKAAN HANYA OMONG KOSONG

Indonesia merdeka pada 17 Agustus tahun 1945. Setelah itu seluruh masyarakat dan bangsa ini merayakannya setiap tahun di tanggal yang sama. Dari peristiwa itu (saat dibacanya proklamasi kemerdekaan) sampai sekarang, maka sudah 76 tahun sudah usia bangsa Indonesia, selama itu pula kita merayakan kemerdekaan itu. Semua bersuka cita merayakan hari kemerdekaan ini. Ada pula yang sedikit berduka cita sembari merenung nasib bangsa dan rakyat Indonesia ke depan akan seperti apa dan bagaimana. Keduanya bercampur. Artinya, apakah kita selama ini (76 tahun) sudah benar-benar merdeka sebagai sebuah negara yang pernah dijajah? Fakta sejarah memang iya, sudah merdeka. Tetapi, ketika melihat realitas hari ini dan esoknya, dapat dipastikan semua orang yang sadar akan merasa ‘ragu’ untuk mengatakan kalau bangsa ini sudah benar-benar merdeka. Dan di setiap momentum 17 Agustus untuk tiap tahunnya seluruh rakyat seakan dibuat agar harus (kalau tidak mau disebut ‘dipaksa’) merayakan peristiwa kemerdekaan

Selendang Duka ?

Di larik larik aksaraku hujan mengantar rintik, ada rasa yang mencekam setiap kali 17 Agustus datang. Dalam robekan luka, tak habis kubertanya, mengapa selalu saja masih ada air mata, masih ada jeritan tangis anak bangsa, serupa anak kecil duduk termenung di gubuk tua tanpa harta dan tahta misalnya. Seperti orang buta berjalan, merabah dengan tangisan, aku terdiam menatap bulan sembari berucap 'kata siapa kita merdeka?'. Kini sajak-sajakku kembali telanjang tanpa busana di hadapanmu, menatap remang kemerdekaan yang kau rasakan, tahukah engkau? aku melihat selendang duka di tepi matamu, silaunya, memaksaku untuk tertawa. Garudaku, senja membias wajahmu, desir angin menebar senyummu, 17 Agustus telah datang menghampiri sayapmu yang penuh dengan tumpukan kutu kutu. Garudaku, dengan sajak ingin kukabarkan padamu, meski langit semalam indah, aku tak mampu memejamkan mata, karena cahaya istana terlihat semakin jauh. ___________________ Ditulis oleh: Rifa'i, magister Jomblo di